Selasa, 22 Oktober 2013

ALKUNA



            
              Rumus umumnya CnH2n-2

n          Rumus             Nama                  Rumus Molekul
2          C2H               etuna                       CH≡CH
3          C3H4                propuna                 CH≡C-CH3
4          C4H               1-butuna                 CH≡C-CH2-CH3
  
 Tata namanya juga sama dengan Alkena, namun akhiran -ena diganti –una

Alkuna sebagai hidrokakbon tak jenuh, memiliki sifat menyerupai alkena tetapi lebih reaktif. Reaktiftas alkuna disebabkan karena terbongkarnya ikatan rangkap tiga dan membentuk senyawa baru. Atas dasar ini maka reaksi alkuna umumnya reaksi adisi. Contoh reaksi adisi alkuna dengan gas halogen, seperti gas bromine (Br2), klorine (Cl2) dan iodine (I2). Ikatan rangkap tiga terlepas dan senyawa halogen masuk pada kedua atom karbon. Reaksi terus berlangsung sehingga seluruh ikatan rangkapnya terlepas, dan membentuk senyawa haloalkana.

Reaksi hidrogenasi 2-butuna dengan katalisator Nikel
Pemanfaatan Alkuna seperti pemanfaatan gas etuna (asetilena) untuk pengelasan. Gas asetilena dibakar dengan gas Oksigen mengahsilkan panas yang tinggi ditandai dengan kenaikan suhu sampai dengan 3000 º C, sangat cocok untuk mengelas logam, perhatikan Gambar. Selain itu, alkuna juga dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa lain, karena senyawa ini cukup reaktif.

Sifat fisika alkuna secara umum mirip dengan alkana dan alkena, seperti :
  1. Tidak larut dalam air
  2. Alkuna dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C sedang berwujud cair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud padat.
  3. Berupa gas tak berwarna dan baunya khas
  4. mudah teroksidasi atau mudah meledak.
Kegunaan Alkuna sebagai  :
  • etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
  • untuk penerangan
  • Sintesis senyawa lain.
Alkil Halida (Haloalkana)
Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)

Sifat fisika Alkil Halida :
  • Mempunyai titik  lebih tinggi dari pada titik didih Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.
  • Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
  • Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.
Struktur Alkil Halida  : R-X 
Keterangan :
R = senyawa hidrokarbon
X = Br (bromo), Cl (kloro) dan  I (Iodo)

Berdasarkan letak alkil dalam hidrokarbon dibagi menjadi :
  • Alkil halida primer, bila diikat atom C primer
  • Alkil halida sekunder, bila diikat atom C sekunder
  • Alkil halida tersier, bila diikat atom C tersier

CH3-CH2-CH2-CH2-Cl          (CH3)2CH-Br                 (CH3)3C-Br
           Primer                         sekunder                       tersier

Pembuatan Alkil Halida
  1. Dari alkohol
  2. Halogenasi
  3. Adisi hidrogen halida dari alkena
  4. Adisi halogen dari alkena dan alkuna

Penggunaan Alkil Halida :
  • Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh).
  • Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam kebakaran (Pyrene).
  • Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb




5 komentar:

  1. Disini saya punya permasalahan mohon bantu jawab ya??

    Salah satu senyawa alkuna yang digunakan dalam sehari-hari adalah Etuna (asetilena = C2H2). Etuna dipakai untuk mengelas besi dan baja, yang menjadi permasalahannya. Mengapa gas asitilena itu bisa dimanfaatkan untuk pengelasan??

    terimakasih teman-teman yang sudah mampir di blog saya:)


    BalasHapus
  2. Hal teresebut dikarenakan Gas asetilena dibakar dengan gas Oksigen mengahsilkan panas yang tinggi ditandai dengan kenaikan suhu sampai dengan 3000 º C, Oleh karena itu lah sangat cocok untuk pengelasan.
    Semoga membantu...

    BalasHapus
  3. baik lah saudari rahmadani saya akan mencoba menjawab permasalahan anda. karena Sekitar 20 persen dari asetilena dikonsumsi untuk pengelasan oxyacetylene gas dan memotong karena suhu tinggi nyala api, pembakaran asetilena dengan oksigen menghasilkan api lebih dari 3600 K (3300 ° C, 6000 ° F), melepaskan 11,8 kJ / g. Asetilin adalah bahan bakar gas pembakaran terpanas umum. Acetylene adalah terpanas ketiga kimia api alami setelah 5260 dicyanoacetylene K (4990 ° C, 9010 ° F) dan sianogen pada 4798 K (4525 ° C, 8180 ° F).

    terimakasih

    BalasHapus
  4. karena pengelasan itu kan dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur oleh oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya.bahan bakar yang digunkan untuk pengelas tersebut adalah asetilen.karna asetilen tersebut digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk.

    TERIMA KASIH

    BalasHapus
  5. baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan saudari :

    Gas asetilena dibakar dengan gas Oksigen mengahsilkan panas yang tinggi ditandai dengan kenaikan suhu sampai dengan 3000 º C yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya..
    terimakasih

    BalasHapus